Rumah Darmo

August 24, 2017 Add Comment
Rumah Darmo
Rumah Hantu Darmo
Rumah Hantu Darmo
Surabaya adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia dan kota terbesar kedua di Indonesia setelah kota Jakarta. Pembangunan seperti apartemen, hotel, pusat perbelanjaan, dan tempat wisata sedang gencar-gencarnya dilakukan.
Tapi dibalik itu semua, ternyata kota yang berjuluk kota Pahlawan ini masih menyimpan beberapa tempat angker, salah satunya yaitu Rumah Hantu Darmo. Rumah ini dikenal sebagai rumah paling horor di Surabaya.
Bagi warga Surabaya, cerita mistis di Rumah Hantu Darmo merupakan cerita Urban Legend yang tidak asing lagi ditelinga mereka. Lantas, kenapa sampai tempat ini bisa menjadi rumah paling angker di Surabaya? berikut fakta dan sejarahnya
1. Ditinggalkan dan Dibiarkan Kosong Selama 15 Tahun Sebelum Akhirnya Jadi Rumah Paling Angker di Surabaya
Konon kabarnya, rumah yang berada di jalan Puncak Permai II NO.26 Sukomanunggal ini ditinggalkan dan dibiarkan kosong selama kurang lebih 15 tahun sampai akhirnya menjadi rumah paling angker di Surabaya.
Cerita yang beredar dikalangan warga Surabaya, bahwa penghuni Rumah Hantu Darmo ini dibunuh oleh Jin, karena mereka ada perjanjian dengan Jin tersebut dengan jalan pesugihan. Katanya, penghuni rumah ini diberi kekayaan yang berlimpah selama mereka bisa menyediakan tumbal manusia setiap malam jum’at.
Suatu ketika, keluarga penghuni rumah ini ingin berhenti melakukan pesugihan dan tidak ingin memberikan tumbal lagi. Mereka pun akhirnya pergi meninggalkan rumah ini kesuatu tempat jauh mengunakan kapal laut.
Tapi dalam perjalanan untuk meninggalkan rumah ini, kapal yang mereka tumpangi tenggelam, dan katanya tenggelamnya kapal tersebut ada campur tangan si Jin tempat mereka meminta kekayaan terseebut. Sampai sekarang bangkai kapal tersebut belum ditemukan.
Selain itu, ada juga cerita bahwa setelah rumah tersebut ditinggalkan, masih ada dua orang yaitu seorang pembantu dan baby sitter berusia sekitar 25 tahun. Kabarnya, kedua orang tersebut mati dibunuh dan pembunuhnya sampai sekarang belum diketahui.
Sejak saat itulah, rumah besar dan megah ini kosong dan jadi angker, sampai akhirnya pada tahun 1997 rumah ini mengalami kebakaran yang hebat dan tidak seorang pun yang tahu apa penyebab kebakaran tersebut.
2. Sering Terjadi Penampakan Makhluk Astral
Bukan hanya itu saja kenapa Rumah Hantu Darmo disebut sebagai rumah hantu, karena sampai sekarang di rumah ini sering terjadi kejadian aneh, dan tidak jarang ada penampakan mahkluk halus yang dialami warga sekitarnya.
Salah satu ceritanya adalah yang dialami seorang anak SMP kelas 2 saat dia masih bekerja menjadi loper koran dan hendak mengirim koran-koran tersebut ke pelanggannya di daerah perumahan elit Darmo Harapan.
Waktu itu, masih subuh saat dia melihat seorang wanita yang mengunakan pakaian serba putih dan berjalan menunduk di persimpangan jalan Puncak Permai – Darmo Harapan ( depan rumah hantu tersebut).
Terlepas benar atau tidak tentang cerita mistis di Rumah Hantu Darmo tersebut, tapi warga disekitar sering memperbincangkannya, terutama setelah kebakaran pada tahun 1997 silam. Mulai ada suara tangisan di tengah malam sampai penampakan-penampakan makhluk halus di sekitar rumah tersebut.
3. Uji Nyali Sampai Kesurupan Adalah Hal Biasa di Rumah Ini
Karena cerita mistis yang menyebar dari mulut ke mulut, sampai akhirnya tempat ini terkenal sebagai tempat paling angker di Surabaya dan tidak sedikit anak muda masa kini yang berani melakukan uji nyali di tempat ini.
Dan tidak jarang diantara mereka yang uji nyali atau hanya sekedar berkunjung ke tempat ini mengalami kesurupan dan hal tersebut dipandang biasa saja karena memang sudah sering terjadi di Rumah Hantu Darmo ini.
4. Tidak Ketahui Siapa Sebenarnya Pewaris Rumah Ini
Satu lagi yang masih jadi misteri dari Rumah Hantu Darmo yaitu siapa pewaris atau pemilik sah rumah ini? karena sampai detik ini tidak ada yang tahu siapa pewaris atau pemilik rumah hantu ini sekarang.
Atau mungkin memang tidak ada pemiliknya, karena berdasarkan cerita yang beredar bahwa semua keluarga yang tinggal di rumah ini meninggal dalam kecelakaan kapal laut yang tenggelam, yang konon katanya disebabkan oleh Jin pesugihan milik mereka sendiri.
Nah, itulah beberapa fakta dan sejarah Rumah Hantu Darmo sampai akhirnya menjadi rumah paling angker di Surabaya. Dan jangan kaget kalau kamu berkunjung kesana banyak wisatawan lokalnya, karena sekarang rumah angker ini sudah menjadi salah satu tujuan wisata mistis di Surabaya.

Sejarah Kabupaten Blitar

August 23, 2017 Add Comment
Sejarah Kabupaten Blitar
Penentuan titi mangsa lahirnya Blitar sebagai pusat pemerintahan merupakan jawaban atas masalah hari pendirian Pemerintah Daerah yang kemudian menjadi Kabupaten Blitar. Dari berbagi prasasti yang dipandang sebagai bukti autentik seperti terurai atas, tidak terdapat sebuahpun yang memuat nama Blitar sebagai nama tempat Pusat Pemerintahan. Suatu hal yang pasti bahwa beberapa nama desa atau tempat yang disebutkan dalam prasasti-prasasti itu berada atau termasuk wilayah Kabupaten Blitar sekarang. Kenyataan itu membuktikan bahwa (sebagian) daerah Blitar sejak sepuluh abad yang lalu telah menjadi pusat kehidupan masyarakat yang penting. Berita agak pasti mengenai pertumbuhan Blitar sebagai Pusat Pemerintahan mulai ada sejak awal pemerintahan Raja-raja Majapahit. Sebagimana dapat dibuktikan dalam sejarah Kerajaan Majapahit lahir setelah Raden Wijaya berhasil mengusir tentara Tartar Ku Bilai Khan pada Tahun 1293 M. (Pararaton : 33)
Majapahit sebagai negara baru berpusat di dekat Mojokerta. Di bawah pimpinan raden Wijaya sebagai Raja pertama, negara Majapahit tumbuh dengan pesat. Suatu hal yang menarik dalam hubungan sejarah daerah Blitar dari masa itu ialah adanya peningalan bangunan suci yang terletak di Desa Kotes Kecamatan Gandusari.
Pada bangunan itu terdapat angka Tahun 1222 Saka dan 1223 Saka. Dengan demikian bangunan tersebut berasal dari tahun 1300 dan 1301 Masehi (Knebel : 1908 : hal. 355). Dengan perkataan lain, bangunan itu adalah sejaman dengan Pemerintah Raja Pertama Majapahit. Kenyataan di atas membuktikan bahwa sejarah Blitar pada awal abab ke – XIV masih menunjukkan wilayah yang penting. Apakah hubungan pendirian bagunan suci itu dengan sejarah daerah ini ? Suatu petunjuk yang dapat memberikan keterangan tentang hal itu antara lain terdapat sejumlah Prasatti dari masa abad ke – XII Masehi di daerah sepanjang lembah Gunung Kawi sebelah Barat. Ini menunjukkan bahwa daerah ini masih dapat dibuktikan hingga sekarang dengan adannya beberapa perkebunan. Faktor alamiah yang menguntungkan ini menyebabkan adannya kehidupan masyarakat yang makmur. Kemakmuran itu mendorong pertumbuhan penduduk yang besar dalam waktu singkat. Walaupun tidak terdapat catatan tentang jumlah penduduk di daerah bagian Timur ini, namun dapat diperkirakan bahwa dengan adanya men-power maka daerah ini menjadi penting. Tersedianya tenaga manusia yang cukup besar, merupakan salah satu jaminan pergerakan pasukan secara mudah untuk suatu tujuan pertahanan maupun serangan.
Seperti halnya dalam prasati Tuhanyaru yang menyebutkan adanya anugrah tanah kepada sejumlah pejabat kerajaan berhubung yang bersangkutan telah berjasa kepada raja, maka prasasti Blitar pun memuat peryataan yang sama. Dapat diketahui bahwa hubungan antara raja Jayanegara dengan daerah Blitar mempunyai sifat yang istimewa. Hubungan yang istimewa itu diperlihatkan pada penempatan sejumlah ha yang diberikan kepada para pejabat, berhubungan dengan kesetiyaan desa Blitar kepada raja.
Dalam hubungan ini peristiwa apakah yang terjadi sehingga raja berkenan untuk memberikan anugrah kepada penduduk desa Blitar.
Seperti diketahui Raja Jayanegara menjadi raja majapahit yang kedua, mengantikan ayahnya Kerjarajasa Jayawardhana yang meninggal pada tahun 1309 M. Tentang Pemerintahannya ini ada dua sumber yang memberikan keterangan agak berbeda. Kedua sumber tadi adalah Negarakertagama, yang ditulis oleh Prapanca dan Pararaton yang tidak dicantumkan nama penulisnya. Secara singkat sekali Negarakertagama menceritakan tentang masa Pemerintahannya yang berlangsung antara tahun 1309-1328 Masehi.
Didalam Pupuh XLVII Prapanca melukiskan yang terjemahan dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut:
  1. Beliau meninggalkan Jayanegara sebagai raja Wilatikta dan keturunan adiknya rajapadhi utama yang tiada bandingya, Dua puteri amat cantik, bagai Ratih kembar mengalahkan Bidadari yang sulung rani di Jiwana, sedangkan yang bungsu jadirani di Daha.
  2. Tersebut pada Tahun Saka : Muti-guna-memaksa rupa bulan-madu, Baginda Jayanegara berangkat menyirnakan musuh ke Lumajang, Katanya Pajarakan dirusak, Nambi sekeluarga dibinasakan, Giris miris segenap jagad melihat kepiawaian Sri Baginda.
  3. Tahun Saka : bulatan memanah suryah beliau pulang, Segera dimakamkan didalam pura, berlambang arca Wisnuparama. Di sela Petak dan Bubat tertegak area Wisnuparama. Di sela Petak dan Bubat tertegak area Wisnu-lambang-tara-inda. Di Sukalila arca Buda permai sebagai Amoga sidi-menjilma (Slamet Mulyana, 1953 : 42).
Dari puppuh tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa sesama Pemerintahan Jayanegara menghancurkan pemberontakan Nambi. Semua pemberontakan itu dapat di padamkan.
Suatu pemberontakan pecah lagi pada Tahun 1316 dan 1317 dibawah pimpinan Kuti dan Seni. Pemberontakan itu mengakibatkan raja jayanegara menghindarkan diri ke Desa Bedander dengan pengawasan pasukan Bhayangkara dibawah pimpinan Gajah mada. Berkat siasat Gajah Mada, Jayanegara berhasil naik tahta. Kuti dan Seni berhasil dibinasakan. (Pararaton : 80-83). Kedua pemberitaan ini memberi petunjuk bahwa sesama bawahan semasa Pemerintahan Jayanegara telah terjadi pemberontakan, tetapi berhasil dipadamkan. Kenyataan diatas membuktikan bahwa Jayanegara menghadapi masa yang sulit pada tahun pertama Pemerintahannya. Kenyataan ini yang dapat memberikan keterangan , apa sebabnya jayanegara mengeluarkan prasastinya tersebut diatas. Tidak dapat diragukan lagi, bahwa penetapan prasasti di Blitar ini merupakan perestiwa penting setelah Jayanegara ini merupakan titik peresmian berdirinya swastanca Blitar dalam naungan kekuasaan Majapahit dibawah Pemerintahan Jayanegara. Dan peristiwa yang penting itu, sesuai dengan unsur penanggalan dalam prasasti, terjadi pada hari Minggu Pahing bulan Srawana tahun Saka 1246, yang bertepatan dengan tanggal 5 Agustus 1324 M. Untuk masa-masa selanjutnya Blitar disebutkan dalam kitab Negarakertagama dalam hubungannya dengan perlawanan Raja Hayam Wuruk ke daerah-daerah Jawa Timur. Beberapa puluh tahun yang membuat hal pemerintah hal itu sepanjang menyangkut Blitar serta tempat-tempat lain di daerah sekitarnya tertulis pupuh-pupuh.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa:
  1. Tampilan Wilayah yang kini menjadi daerah Kabupaten Blitar, yang paling tua tercatat dalam prasasti Kinewu dipahatkan pada belakang arca Ganesa dari abab X. Prasasti itu memberikan petunjuk bahwa wilayah Kabupaten Blitar, merupakan bagian dari kerajaan Balitung yang berpusat di Jawa Tengah.
  2. Ketika pusat Pemerintah pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur sekitar abad ke-X, sejarah daerah Kabupaten Blitar dapat diketahui berdasarkan prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh raja-raja dinasti Isana. Selama Pemerintahan raja-raja ini berlangsung diantarannya awal abad ke-X sampai dengan akhir abad ke-XII, beberapa tempat yang sekarang termasuk Wilyah Kabupaten Blitar disebut dalam prasasti-prasasti Pandelegan I 1117, Panumbangan I 1120, Geneng I 1128, Talang 1136, Japun 1144, Pandelegan II 1159, Mleri 1169, Jaring 1181, Semanding 1182, Palah 1197, Subhasita 1198, Mleri I 1198 dan Tuliskriyo 1202.
  3. Ketika kerajaan Singasari berkembang ada beberapa prasasti yang berhubungan dengan daerah Kabupaten Blitar sekarang. Prasasti tersebut dikeluarkan pada masa Pemerintahan Raja Kartanegara (1268-1292) yang dikenal dengan prasasti Petung Ombo 1260 M. beberapa peningalan purbakala yang berasal dari zaman Singasari seperti: patung Ganesa dari Boro dan Candi Sawentar membuktikan bahwa semasa Pemerintahan raja-raja Singasari, daerah Kabupaten Blitar telah memegang peranan yang penting.
  4. Pada zaman majapahit kedudukan daerah Kabupaten Blitar menjadi sangat penting. Hal itu terbukti dengan adanya candi Kotes yang didirikan pada masa Pemerintahan Pendiri Kerajaan Majapahit yaitu Nararya Wijaya atau Kerta Rajasa Jayawardana (1294-1309). Candi makam raja itu terletak di desa Sumberjati dukuh Simping Kecamatan Suruhwadang.
  5. Saat yang sangat penting bagi pertumbuhan sejarah Kabupaten Blitar dewasa ini terdapat pada masa Pemerintahan Raja Jayanegara (1309-1328). Salah satu prasastinya ditemukan di desa Blitar sekarang. Prasasti tersebut dikenal dengan prasasti Blitar I yang bertarikah “Swasti sakawarsatita 1246 Srawanamasa tithi pancadasi Suklapaksa wu para wara ….” atau 5 Agustus 1324 Masehi. Prasasti ini memuat saat berdirinya Blitar sebagai daerah Swatantra.
  6. Masa-masa pemerintahan Raja-raja Majapahut kemudian, nama Blitar berkali0kali disebutkan dalam kitab nagarakertagama yang ditulis moleh Pujangga : Prapanca. Naskah ini selesai ditulis bertepatan dengan 1 Oktober 1363 M. blitar dan tempat-tempat lain telah dikunjungi oleh raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajahmada dalam rangka perjalanan Raja Hayam Wuruk ke Wilayah Jawa Timur yang dimulai pada Tahun 1357 M.
  7. Beberapa peningalan yang berupa candi membuktikan bahwa sepanjang abad XIV hingga akhir abad XV kedudukan Blitar semakin penting. Hal ini terbukti dari adanya candi Penataran yang merupakan candi negara sebagian besar berasal dari masa Pemerintahan Jayanegara hingga Wikramawardhana (1389-1429). Peninggalan dari raja terakhir ini sekarang terdapat di lereng Gunung Kelud yang sekarang dikenal dengan nama Candi Gambar Wetan (1429M).
Maka berdasarkan uraian diatas diambil keputusan bahwa HARI LAHIR KABUPATEN BLITAR ialah 5 AGUSTUS 1324

Sejarah Kota Blitar

August 23, 2017 Add Comment
Sejarah Kota Blitar
SEJARAH KOTA BLITAR


Berdasarkan legenda, dahulu bangsa Tartar dari Asia Timur sempat menguasai daerah Blitar yang kala itu belum bernama Blitar. Majapahit saat itu merasa perlu untuk merebutnya. Kerajaan adidaya tersebut kemudian mengutus Nilasuwarna untuk memukul mundur bangsa Tartar.
Keberuntungan berpihak pada Nilasuwarna, ia dapat mengusir bangsa dari Mongolia itu. Atas jasanya, ia dianugerahi gelar sebagai Adipati Aryo Blitar I untuk kemudian memimpin daerah yang berhasil direbutnya tersebut. Ia menamakan tanah yang berhasil ia bebaskan dengan nama Balitar yang berarti kembali pulangnya bangsa Tartar.
Akan tetapi, pada perkembangannya terjadi konflik antara Aryo Blitar I dengan Ki Sengguruh Kinareja yang tak lain adalah patihnya sendiri. Konflik ini terjadi karena Sengguruh ingin mempersunting Dewi Rayung Wulan, istri Aryo Blitar I.
Singkat cerita, Aryo Blitar I lengser dan Sengguruh meraih tahta dengan gelar Adipati Aryo Blitar II. Akan tetapi, pemberontakan kembali terjadi. Aryo Blitar II dipaksa turun oleh Joko Kandung, putra dari Aryo Blitar I. Kepemimpinan Joko Kandung dihentikan oleh kedatangan bangsa Belanda. Sebenarnya, rakyat Blitar yang multietnis saat itu telah melakukan perlawanan, tetapi dapat diredam oleh Belanda dengan membuat peraturan baru.-->
Kota Blitar mulai berstatus gemeente (kotapraja) pada tanggal 1 April 1906 berdasarkan peraturan Staatsblad van Nederlandsche Indie No. 150/1906. Pada tahun itu, juga dibentuk beberapa kota lain di Pulau Jawa, antara lain Batavia, Buitenzorg, Bandoeng, Cheribon, Magelang, Samarang, Salatiga, Madioen, Malang, Soerabaja, dan Pasoeroean.
Dengan statusnya sebagai gemeente, selanjutnya di Blitar juga dibentuk Dewan Kotapradja Blitar yang beranggotakan 13 orang dan mendapatkan subsidi sebesar 11.850 gulden dari Pemerintah Hindia-Belanda. Untuk sementara, jabatan burgemeester (wali kota) dirangkap oleh Residen Kediri.
Pada zaman pendudukan Jepang, berdasarkan Osamu Seirei tahun 1942, kota ini disebut sebagai Blitar-shi dengan luas wilayah 16,1 km² dan dipimpin oleh seorang shi-chō.
Selanjutnya, berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang No. 17/1950, Kota Blitar ditetapkan sebagai daerah kota kecil dengan luas wilayah 16,1 km². Dalam perkembangannya, nama kota ini kemudian diubah lagi menjadi Kotamadya Blitar berdasarkan Undang-Undang No. 18/1965. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48/1982, luas wilayah Kotamadya Blitar ditambah menjadi 32,58 km² serta dikembangkan dari satu menjadi tiga kecamatan dengan 20 kelurahan. Terakhir, berdasarkan Undang-Undang No. 22/1999, nama Kotamadya Blitar diubah menjadi Kota Blitar.
Pariwisata
Potensi pariwisata Kota Blitar tidak lepas dari nilai-nilai sejarah yang masih kental tergurat di kota yang pernah menjadi salah satu tempat berkecamukmya semangat kepahlawanan pejuang bangsa. Nama-nama besar seperti Adipati Aryo Blitar, Proklamator Bung Karno, Shodancho Suprijadi, dan lain sebagainya menjadi inspirasi yang ikut mewarnai dinamika, arah, dan kemajuan kota yang sedang tumbuh ini.
Dalam upaya membangun iklim yang kondusif, didukung oleh sistem perdagangan barang dan jasa unggulan, pemerintah Kota Blitar memilih sektor pariwisata sebagai primadona untuk mengembangkan ekonomi daerah. Beberapa tempat tujuan wisata yang ada di Blitar, dari waktu ke waktu kian dibenahi dan diperkaya guna meningkatkan potensi wisata di Kota Blitar.
Tempat tujuan wisata di Kota Blitar antara lain:
Makam Bung Karno, tempat dimakamkannya presidan pertama sekaligus proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno. Makam ini terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, sekitar 2 kilometer sebelah utara pusat kota.
Perpustakaan dan Museum Bung Karno merupakan perpustakaan yang selain berisi segala bentuk memorabilia Bung Karno, juga dikembangkan sebagai pusat studi terpadu. Beberapa koleksi yang ada saat ini adalah lukisan hidup Bung Karno yang dapat berdetak tepat pada bagian jantungnya, uang bergambar Bung Karno yang dapat menggulung sendiri, dan koleksi sumbangan dari Yayasan Idayu.
Istana Gebang atau lebih dikenal dengan sebutan Ndalem Gebang, merupakan rumah tempat tinggal orang tua Bung Karno. Istana ini bertempat di Jl. Sultan Agung 69. Di rumah ini pada setiap bulan Juni ramai didatangi pengunjung, baik dalam rangka peringatan hari ulang tahun Bung Karno maupun karena adanya kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Pemkot Blitar, seperti Grebeg Pancasila.
Petilasan Arya Blitar merupakan sebuah makam dari Adipati Arya Blitar yang terletak di Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo. Makam ini ramai dikunjungi pada bulan Sura (Muharram) dan juga setiap malam Jumat legi.
Monumen Supriyadi merupakan sebuah monumen untuk mengenang jasanya. Pada tahun 1945, Kota Blitar menjadi pusat pemberontakan tentara PETA yang dipimpin oleh Shodancho Suprijadi melawan tentara Jepang. Monumen ini terletak di depan bekas markas PETA dan Taman Makam Pahlawan Raden Wijaya. Selain itu, juga dibangun sebuah patung setengah dada Suprijadi yang terletak di depan Pendapa Kabupaten Blitar.
Kebon Rojo, yaitu taman hiburan dan rekreasi keluarga yang berada di belakang kompleks rumah dinas Walikota Blitar yang disediakan untuk masyarakat umum maupun wisatawan secara cuma-cuma. Di taman tersebut, terdapat beberapa jenis hewan peliharaan, fasilitas bermain anak-anak, tempat bersantai, panggung apresiasi seniman, air mancur, dan juga berbagai jenis tanaman langka yang berfungsi sebagai paru-paru kota.
Taman Air Sumberudel adalah taman air paling megah se-eks-Karesidenan Kediri. Taman air ini diresmikan kembali oleh Walikota Blitar pada tanggal 10 Oktober 2007 setelah direnovasi selama kurang lebih satu setengah tahun. Fasilitas yang dimilikinya cukup lengkap bila dibandingkan dengan taman-taman air lain di Jawa Timur.
Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan
Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) adalah pusat layanan informasi bagi para pelaku ekonomi, khususnya pelaku perdagangan, selain sebagai pusat layanan informasi tentang pariwisata. Pembangunan pusat informasi ini adalah bentuk realisasi kebijakan pembangunan sarana-prasarana ekonomi pada umumnya, serta sarana-prasarana perdagangan dan pariwisata pada khususnya. Ini adalah penjabaran dari pembangunan sistem perdagangan barang dan jasa unggulan sebagaimana yang tersurat dalam rumusan visi Kota Blitar.
PIPP menjadi media integrasi informasi dan publikasi pariwisata dan potensi daerah secara bersama-sama antara daerah Kota Blitar beserta daerah sekitarnya, seperti Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Nganjuk, serta daerah-daerah lainnya di wilayah administrasi Badan Koordinasi Wilayah I Madiun. PIPP diresmikan pada tanggal 3 Juli 2004 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri bersamaan dengan peresmian beberapa objek lainnya, antara lain Stadion Gelora Supriyadi, Pasar Legi, dan Perpustakaan Persada Bung Karno.
Fasilitas pendukung
Stadion Gelora Supriyadi merupakan markas dari klub sepak bola PSBI Blitar dan PSBK Blitar.
Hotel Tugu Sri Lestari terletak di Jl. Merdeka. Hotel ini lebih dikenal dengan sebutan Sri Lestari saja. Hotel bergaya kolonial ini merupakan hotel tertua yang berdiri di pusat Kota Blitar dan merupakan saksi sejarah dari peristiwa pemberontakan PETA yang terjadi pada tanggal 14 Februari 1945.
Patria Plaza Hotel terletak di Jl. Kartini. Hotel ini diresmikan oleh Walikota Blitar pada tanggal 1 Januari 2005.
Hotel Puri Perdana terletak di Jl. Anjasmoro. Hotel ini adalah hotel pertama di Kota Blitar yang memberikan fasilitas internet gratis.
Rupa-rupa
Kota dan Kabupaten Blitar merupakan daerah utama yang dilewati oleh lahar Gunung Kelud apabila meletus.
Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono; Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono; dan Wakil Ketua KPK, Mochammad Jasin, lahir dan dibesarkan di kota ini. Semuanya merupakan alumni SMP Negeri 1 Blitar dan SMA Negeri 1 Blitar.
Puteri Indonesia 2007, Putri Raemawasti, lahir dan dibesarkan di kota ini.
Artis sinetron Anjasmara dan Hengky Kurniawan merupakan putra asli Blitar

Bendungan KarangKates

August 23, 2017 Add Comment
Bendungan KarangKates

Sejarah & Misteri Waduk Bendungan Sutami Karangkates Malang

Sejarah & Misteri Waduk Bendungan Sutami Karangkates Malang
Sejarah & Misteri Waduk Bendungan Sutami Karangkates Malang. Di desa karangkates, kecamatan Sumberpucung ini terdapat sebuah bendungan atau waduk penampung air yang dikenal dengan nama Bendungan Karangkates atau juga dikenal dengan nama Bendungan Sutami.
Bendungan ini menampung air dari sebuah Sungai Brantas dan tealh melakukan pembangunan pada tahun 1975 sampai 1977 yang memakan biaya berkisar Bendungan Karangkates atau biasa disebut Bendungan Sutami terletak di desa karangkates, kecamatan Sumberpucung.
Air dari bendungan ini berasal dari sungai Brantas dan telah dibangun oleh pemerintah sejak tahun 1975-1977 dan digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air sekitar US$37,97 juta atau Rp.10.093 milyar untuk dijadikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Pembangkit Listrik Tenaga Air telah menjadi tujuan utama dibangunnya bendungan ini, tetapi selain dibuat untuk PLTA tempat ini juga dijadikan sebagai tempat pariwisata dari berbagi wisata lainnya dimalang yang sudah dilengkapi dengan fasilitas seperti wahana olah raga, tempat pemancingan ikan, lapangan tenis hingga lapangan golf.
Ada beberapa taman wisata didalam wisata karang kates sendiri yang terletak pada sebelah utara bendungan Sutami dan taman wisata Bendungan Lahor yang terletak di sebelah selatan Bendungan Lahor.
Dikarenakan Wisata Bendungan ini berada di tepi jalan raya antara Malang-Blitar yang berkisar 35 kilometer kilometer di sebelah selatan Kota Malang atau 16 kilometer arah barat obyek wisata Gunung Kawi, maka kamu bisa kesini menggunakan kendaraan umum yang relatif lebih mudah.

Kondisi Waduk Bendungan Sutami

Perum Jasa Tirta 1 merupakan pengelola Bendungan dan waduk Karangkates yang sudah mempunyai luas semuanya sekitar 6 hektar di kota Malang. Karena airnya yang berasal dari sungai berantas, maka air ini semakin hari semakin keruh bilah mana banyak sampah yang dibuang sembarangan di sungai.
Pada tahun lalu, keadaan ini menyebabkan banyak ikan yang mati di Waduk Karangkates karena kekurangan oksigen. Oksigen yang menipis ini berasal dari limbah cair seperti deterjen industri yang merangsang berkembang biaknya tumbuhan algae.
Hilang dari masalah ini, Bendungan Karangkates sudah memiliki kapasita terpasang 3×35 megawatt (MW) dan mampu memproduksi listrik sekitar 400 juta kwh per tahun. Selain itu, Bendungan Karangkates saat ini juga dijadikan sebagai sarana rekreasi dan olahraga, terutama bagi masyarakat yang berasal dari Malang dan Kediri.
Hijaunya daun bersama ketenangan suasana menjadi cerita terdahulu yang membuat banyak orang untuk berkunjung ke sana, meski banyak dari para pengunjung sering mencium aroma tidak sedap dari sampah cair maupun sampah plastik yang mengapung di waduk.

Fasilitas Waduk Bendungan Sutami

Sejarah & Misteri Waduk Bendungan Sutami Karangkates Malang
Dibendungan Karangkates ini sudah dijadikan objek wisata yang memiliki fasilitas penunjang sebagai pelengkap sarana dan prasarana di wisata ini. Diantara lain adalah lapangan parkir yang cukup luas, camping ground, kebun binatang mini, taman bermain anak-anak, kios-kios penjual souvenir khas daerah Malang dan sekitarnya, mushola, kamar mandi, WC, dan lain sebagainya.
Sebagai catatan, untuk dapat memasuki obyek wisata Bendungan Karangkates pihak pengelola mematok harga tiket masuk bagi pengunjung hanya sebesar Rp.2.000,00 per orang.
Contohnya saja jika ada pengunjung yang ingin berolahraga, maka di dalam area waduk dan bendungan Karangkates terdapat beberapa fasilitas olahraga, seperti: tempat pemancingan ikan, lapangan tenis hingga lapangan golf.
Sealin itu jika kamu ingin menikmati pemandangan selain bendungan, kamu bisa berkunjung ke taman wisata yang terletak pada sebelah utara Bendungan Karangkates dan di sebelah selatan Bendungan Lahor.

Jadwal Kereta KRD

August 17, 2017 Add Comment
Jadwal Kereta KRD

Jadwal dan Rute KA KRD Kertosono

Ini sajian Jadwal dan Rute KA KRD Kertosono 2017 untuk rekans semuanya. Dear rekans tours by rail bila anda ingin merasakan sensasi bepergian Surabaya Kertosono tanpa macet silakan menggunakan KRD Kertosono. Rute KRD Kertosono Kertosono, Sembung, Jombang, Peterongan, Sumobito, Curahmalang, Mojokerto, Tarik, Kedinding, Krian, Boharan, Sepanjang, Wonokromo, Gubeng, Semut. Ada dua kali perjalanan/jadwal berangkat tiap harinya. Dari Gubeng 10.40 dan 19.20. Jadwal dari Kertosono 04.40 dan 14.25, jadwal KRD dari Jombang 05.02 dan 14.58. Rangkaian yang digunakan adalah Kereta Ekonomi AC 106 penumpang membawa 5 gerbong KA ekonomi, dan 1 kereta pembangkit. Harga Tiket KRD Kertosono all route sebesar IDR10.000 dengan sistem pembelian H-7 sebelum jadwal berangkat. Pembelian dilakukan diloket stasiun online dengan sistem antrian. Waktu tempuh Kertosono Surabaya kurang lebih 2.5 jam perjalanan.

Jadwal KRD Kertosono Terbaru 2017

StationNo. KA 448 No. KA 450
Kertosono04.4014.25
Sembung04.5014.37
Jombang05.0214.58
Peterongan05.1015.08
Sumobito05.2015.19
Curahmalang05.4715.27
Mojokerto06.0015.39
Tarik06.1315.51
Kedinding06.2115.59
Krian06.2916.07
Boharan06.3716.20
Sepanjang06.5016.43
Wonokromo07.0816.57
Surabaya Gubeng07.1817.07
Surabaya Kota07.2617.15

StationNo. KA 447No. KA 449
Surabaya Kota10.0020.00
Surabaya Gubeng10.1120.11
Wonokromo10.2220.20
Sepanjang10.3120.31
Boharan10.4220.46
Krian10.5021.00
Kedinding10.5821.13
Tarik11.1221.30
Mojokerto11.2421.43
Curahmalang11.3521.54
Sumobito11.5822.02
Peterongan12.1422.12
Jombang12.2322.21
Sembung12.3322.31
Kertosono12.4222.40
Selamat menikmati perjalanan dengan kereta api, nikmati sensasi naik kereta api ekonomi.