Cerita Seram

August 10, 2017

WARUNG pecel DEKAT KUBURAN 


Malam itu aku berniat pergi ke masjid bersama teman-teman untuk melihat pesta kembang api Tahun Baru. Seketika itu, ada salah satu temanku yang kebetulan hari ini dia ulang tahun *hore! Temanku (sebut saja namanya Nuri) ingin mentraktir teman-temannya termasuk aku untuk makan pecel disalah satu warung pecel terdekat, aku tidak mau (tidak mau menolak maksudnya) untuk makan pecel.
Siapa si yang tidak mau makanan gratis?Aku pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.kami berempat berjalan ke arah warung pecel,setelah sampai, kami pun mengambil posisi duduk di kursi plastik yang telah disediakan, aku memilih duduk dengan posisi menghadap kearah jalan. Sementara itu Nuri sedang memesan pecel kepada abangnya.
Aku yang sudah duduk di kursi dengan posisi menghadap jalan langsung terkejut dengan sesuatu yang aku lihat di ujung jalan itu. “Hah? Kuburan?”. Aku terkejut bukan karena tidak tahu, tetapi aku lupa kalau warung pecel ini memang dekat dan berhadapan dengan kuburan *hehe (mungkin karena terlalu bahagia diajak makan gratis). Sesaat aku lirik jam tanganku, sudah pukul 23.30 malam.
“Ah tidak apa-apalah, sekali-kali pulang agak malam, mumpung ada makanan gratis (makanan gratis mulu ya yang ada dipikiranku *haha). Setelah pecelnya dihidangkan, kamipun melahapnya dengan penuh kenikmatan luar binasah (luar biasa *keles). Ketika sedang asik menyantap, sekilas aku melirik kearah kuburan yang ada didepanku, tiba-tiba ada seorang wanita sedang manyunkan tangannya seperti sedang memanggil, wajahnya putih dengan memakai pakaian serba putih, aku langsung menoleh kepada si abang jual pecel.
“Mungkin, wanita itu sedang memanggil abangnya untuk beli pecel” gumamku dalam hati. Aku pun melanjutkan makanku menikmati pecel yang terasa lezat itu, nikmat! (Ya Iyalah nikmat, kan gratis *gicu loh!). Sementara makan, pikiranku masih penasaran dengan wanita yang ada diseberang jalan tadi. Aku lirik kembali kearah seberang jalan itu, *wow! Ternyata wanita itu masih berdiri disana, tetap dalam posisinya, dan masih mengayunkan tangannya seperti memanggil, sorot matanya mengarah kepadaku.
“Ngapain ya dia panggil aku? Aku kan gak kenal dia” gumamku penuh keheranan. Tidak lama aku lihat tangan wanita itu memanjang dan kini berada didekat kepalaku, aku sontak terkejut melihatnya, belum sempat aku berteriak, jari tangannya dengan cepat menyentil telingaku. Tak lama kemudian, aku terbangun, aku sudah berada diranjang rumah sakit, seluruh keluargaku dan teman-temanku berdiri mengelilingiku, aku lihat mereka semua menangis menatapku.
“Ada apa denganku? Apa yang terjadi? Aku dimana?”. Aku bertanya-tanya kepada semuanya, tetapi tak ada satupun yang menjawab dan merespon pertanyaanku, aku semakin bingung dan penasaran. Mengapa semua orang menangis? Dan tak melihat atau mendengarkanku, tetapi aku lihat mata mereka menuju kearahku. Tak lama kemudian tiba-tiba saja keluarga dan teman-temanku yang berada disekeliingku berubah wujud, berubah menjadi sosok seorang wanita dengan wajah pucat dan memakai pakaian serba putih seperti yang kulihat saat makan pecel didepan kuburan.

Tak lama, sosok wanita itu bertambah semakin banyak, mereka semua mengelilingiku. Kurasakan tubuh dan lidahku mulai kaku, tak bisa digerakan. “Allahu Akbar. Allahu Akbar!”. Sayup-sayup terdengar suara adzan berkumandang, aku pun tersadar dan bangun dari tidurku. Ternyata aku pingsan, aku lihat ayah dan ibu yang berada disampingku, mereka senang melihatku sudah siuman.
Aku lirik jam tanganku, ternyata sudah subuh, dan adzan subuh itulah yang menyadarkanku dari semua mimpi buruk itu. Tak lama kemudian ada seorang suster datang, dia mengatakan bahwa kondisiku baik-baik saja, aku normal dan bisa pulang. Ketika aku menceritakan kisah ini kepada teman-temanku, mereka justru menertawaiku dengan candaan.
“Dasar kau ini, kami semua panik karena tiba-tiba kamu pingsan saat makan pecel, kami pikir darah tinggimu kumat, makanya kami membawamu menuju rumah sakit”. Lalu Andi berkata padaku “kau itu sudah haji, masa doa-doamu kalah sama hantu cina”. Aku hanya tersenyum mendengarnya sambil kembali mengingat kejadian itu. “Kenapa sampai gak kepikiran untuk baca doa ya? Dan baru teringat kalau malam itu adalah malam jumat kliwon” gumamku sedikit menyesal.
Meskipun begitu, aku merasa lega karena tidak menuruti panggilan wanita itu, karena menurut satpam puskemas (yang indigo) hantu wanita  itu memang beraura negatif, siapa yang terpancing dengan panggilannya, dia tak akan kembali dan bagi yang beruntung akan ditemukan didaerah kuburan dengan waktu yang lama. Satpam yang bekerja di puskesmas samping kuburan cina itu juga sering mendapat gangguan saat dapat shift malam.Seperti terdengar suara orang menangis, suara langkah kaki, hingga kursi dan barang barang yang lain bergeser atau berpindah tempat dengan sendirinya.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar